Resensi Buku: Ringkasan Minhajus Sunnah An Nabawiyah Ibnu Taimiyah Abdurrahman bin Hasan
![]() |
Ringkasan Minhajus Sunnah An Nabawiyah Ibnu Taimiyah |
Ringkasan Minhajus Sunnah An Nabawiyah Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah menulis Minhajus Sunnah sebagai bantahan terhadap Minhajul Karamah karya Allamah Al-Hilli, seorang ulama Syiah. Dalam karya aslinya, Ibnu Taimiyah tidak hanya mengkritik doktrin Imamah Syiah, tetapi juga memperkuat fondasi keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan hujjah rasional dan tekstual.
Ringkasan ini disusun oleh Abdurrahman bin Hasan, cicit dari Muhammad bin Abdul Wahhab, dengan gaya bahasa yang lebih lugas dan sistematis. Tujuannya jelas: menjadikan warisan polemis ini sebagai referensi yang lebih mudah dipahami, terutama bagi kalangan santri di pesantren dan pengkaji pemikiran Islam kontemporer.
Detail Buku
Penulis
Bahasa Asli
Terjemah
Penerbit
ISBN
Jumlah Halaman
Genre
Struktur dan Isi Buku
Tidak semua kitab berat harus ditulis dalam bahasa berat. Struktur Ringkasan Minhajus Sunnah An Nabawiyah menunjukkan upaya simplifikasi dengan tetap menjaga kedalaman.
Beberapa poin penting dari struktur buku ini antara lain:
-
Pendahuluan tentang Konsep Imamah dalam Syiah
-
Penolakan terhadap Dalil-Dalil Imamah Ahlul Bait secara tekstual dan rasional
-
Penjelasan tentang Khilafah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali secara berimbang
-
Pembelaan terhadap para sahabat dan tanggapan atas tuduhan Syiah
-
Pembahasan teologis tentang keadilan ilahiyah dan hikmah dalam nubuwwah
-
Argumentasi bahwa sunnah lebih utama daripada khurafat dan bid'ah
Ringkasan ini tetap mempertahankan struktur logis dan polemis dari karya aslinya, namun menghindari repetisi panjang.
Kekuatan Buku
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah pendekatannya yang langsung dan tegas. Gaya argumentasi Ibnu Taimiyah terkenal keras namun rasional. Dalam versi ringkasan ini, gaya tersebut tetap hidup, namun lebih mudah dicerna.
Selain itu:
-
Kekuatan dalam narasi dalil: Hadis-hadis shahih digunakan dengan tepat dan kontekstual.
-
Kejelasan posisi: Tidak ada abu-abu dalam penentuan siapa yang berada di atas kebenaran.
-
Relevansi: Dalam era post-truth, pemikiran tegas sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang.
-
Bahasa: Bahasa Arab dalam ringkasan ini lebih mudah dari versi asli, dan terjemahan Indonesianya relatif lancar.
Buku ini efektif untuk mereka yang mencari pemahaman tentang kritik Salafi terhadap Syiah dan konsep Imamah.
Pengaruh dan Legasi
Buku ini telah digunakan sebagai rujukan di berbagai pesantren Ibnu Taimiyyah, terutama yang berafiliasi pada manhaj Salafi Wahabi. Di luar itu, banyak akademisi menjadikan ringkasan ini sebagai pintu masuk ke pemikiran Ibnu Taimiyah sebelum membaca versi lengkapnya. Statistik penjualan memang tak diumumkan secara resmi, tetapi kehadirannya yang konsisten di rak-rak toko buku Islamis dan rak digital seperti Google Books serta Scribd menunjukkan popularitasnya.Warisan Ibnu Taimiyah terus hidup melalui karya seperti ini. Bahkan di era modern, banyak perdebatan tentang hubungan Sunni-Syiah tetap merujuk pada narasi klasik yang dikuatkan dalam buku ini. Buku ini juga memainkan peran penting dalam membentuk wacana keislaman kontemporer, khususnya dalam isu-isu seperti jihad, takfir, dan loyalitas terhadap akidah murni. Para pembacanya—baik santri, da’i, maupun peneliti—menemukan dalam ringkasan ini panduan ideologis yang lugas dan bernas, menjadikannya semacam "kompas" pemikiran yang digunakan dalam diskusi keagamaan maupun debat teologis yang berkembang di berbagai forum, baik di media sosial maupun mimbar dakwah.
![]() |
Abdurrahman bin Hasan |
Kritik Terhadap Buku
Sebagian kalangan, terutama akademisi dan tokoh moderat, mengkritik pendekatan hitam-putih dalam buku ini. Minhajus Sunnah memang ditulis dalam konteks polemik, namun ketika diringkas tanpa penyeimbang, bisa menimbulkan bias sektarian yang lebih tajam.
Kritik lainnya:
-
Kurangnya pendekatan mazhab lain: Tidak ada narasi dari kalangan Syafi’i, Maliki, atau lainnya yang menjembatani.
-
Minimnya dialog lintas sektarian: Buku ini bersifat satu arah.
-
Risiko radikalisasi pemikiran: Jika dibaca tanpa bimbingan guru, bisa ditafsirkan secara ekstrem.
Namun demikian, ini adalah kritik terhadap konteks, bukan terhadap kualitas teks.
Perbandingan dengan Buku Sejenis
Jika dibandingkan dengan Al-Farq bayna al-Firaq karya Abdul Qahir al-Baghdadi atau Milal wa Nihal karya Syahrastani, maka Ringkasan Minhajus Sunnah lebih bersifat langsung dan tidak mengakomodasi perbedaan.Buku lain seperti Nahjul Balaghah (Syiah) pun secara diametris bertentangan. Maka, buku ini lebih cocok dibandingkan dengan Bayan Talbis al-Jahmiyyah atau Dar’ Ta’arudh al-‘Aql wa al-Naql yang juga ditulis oleh Ibnu Taimiyah. Yang membuat buku ini unik adalah tujuannya yang sangat fokus: meluruskan narasi Syiah dengan dalil Sunni.
Minhajus Sunnah An Nabawiyah Ibnu Taimiyah dalam Konteks Pesantren
Di beberapa ponpes Ibnu Taimiyah, terutama yang mengikuti mazhab Hanbali atau manhaj Salafi, buku ini dijadikan bahan diskusi intensif. Bahkan ada pesantren yang menjadikan buku ini sebagai salah satu kurikulum utama dalam kajian aqidah.Di sisi lain, pondok pesantren Ibnu Taimiyyah juga berkembang sebagai pusat pendidikan dengan corak yang kuat dalam tajdid (pembaharuan). Buku ini sering digunakan dalam kajian kitab kuning yang sudah disesuaikan.
Biografi Ibnu Taimiyyah dan Relevansinya
Lahir pada 661 H (1263 M) di Harran, Ibnu Taimiyyah tumbuh dalam masa krisis akibat invasi Mongol dan konflik internal umat Islam. Dalam hidupnya, ia menulis lebih dari 300 karya, dari tafsir hingga filsafat.
Yang paling relevan dengan buku ini adalah sikapnya yang kritis terhadap:
-
Syiah Rafidhah
-
Tasawuf ekstrem
-
Filsafat Yunani dalam Islam
Relevansi Ibnu Taimiyyah sangat kuat hari ini, karena pemikirannya menjadi fondasi dari gerakan Wahabi dan berbagai gerakan reformis modern.
Final Ruling
Bagi mereka yang ingin mengenal teologi Sunni dari kacamata Salafi secara langsung dan lugas, buku Ringkasan Minhajus Sunnah An Nabawiyah adalah bacaan wajib. Ia tak hanya menyampaikan argumentasi teologis, tetapi juga menjadi saksi bagaimana perdebatan intelektual dalam Islam klasik tetap bergaung di masa kini.Namun, buku ini sebaiknya dibaca dengan pendampingan, agar tidak melahirkan fanatisme buta. Pemahaman yang seimbang dan kontekstual akan menjadikan buku ini bukan alat propaganda, melainkan alat refleksi atas identitas teologis umat Islam.Dengan demikian, ringkasan ini tidak sekadar memudahkan, tetapi juga menantang kita untuk berpikir—dan itu, bagi kami, adalah tujuan dari setiap karya yang layak dibaca.
Setelah membaca buku ini, biasanya orang juga mencari hal-hal berikut: minhaj al-sunnah pdf, minhaj as-sunnah an-nabawiyyah english, minhaj as-sunnah an-nabawiyyah urdu pdf, minhaj al-sunnah, volume 5, minhaj al-sunnah, volume 8 page 230, minhaj as sunnah 1 24, minhaj as sunnah an nabawiyyah vol 8 page 434, minhaj al-sunnah, volume 8 page 205.
Kemudian, beberapa dari mereka juga memiliki pertanyaan berikut:
- Apa yang dimaksud dengan Ibnu Taimiyah?
- Ibnu Taimiyah tidak menikah kenapa?
- Apa nama gerakan pemikiran Ibnu Taimiyah?
- Siapa saja guru Ibnu Taimiyah?
- Ibnu Taimiyah mazhab apa?
- Apa bukti Tuhan menurut Ibnu Taimiyyah?
- Apakah Ibnu Taimiyah membolehkan tahlilan?
- Apa arti Ibnu Taimiyyah?
- Apa ideologi Ibnu Taimiyyah?
- Apa yang di namakan dengan ibadah menurut Ibnu Taimiyah?
0Comments