Resensi Buku: Syaikh Albani Shahih Tawassul

Shahih Tawassul

Resensi Buku: Syaikh Albani Shahih Tawassul

Sebelum Membeli, Sebaiknya Baca Terlebih Dahulu Resensi Buku: Syaikh Albani Shahih Tawassul oleh Legaproblema.com - Apakah tawassul merupakan praktik yang sahih dalam Islam ataukah sebuah bentuk bid'ah? Pertanyaan ini menjadi inti dari buku ShahihTawassul karya Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Albani. Buku ini menyajikan analisis mendalam mengenai berbagai bentuk tawassul, mengklasifikasikannya berdasarkan keabsahan dalam syariat Islam

Syaikh Albani, seorang ulama hadits terkemuka abad ke-20, dikenal karena pendekatannya yang ketat dalam menilai keotentikan hadits. Dalam karya ini, beliau menyoroti praktik tawassul yang banyak dilakukan oleh umat Islam, menilai mana yang sesuai dengan sunnah dan mana yang menyimpang.

Buku ini menjadi rujukan penting bagi mereka yang ingin memahami konsep tawassul secara mendalam, terutama dalam konteks perdebatan antara kelompok yang mendukung dan menolak praktik ini.

Detail Buku

Judul

Shahih Tawassul

Penulis

Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Albani

Bahasa Asli

Arab

Terjemahan

Bahasa Indonesia

Penerbit

Akar Media Publishing

Tahun Terbit

1996

ISBN

9781898649151

Jumlah Halaman

165 halaman

Genre

Studi Islam, Hadits, Aqidah

Struktur dan Isi Buku

Buku ini disusun secara sistematis, membahas berbagai jenis tawassul dan hukum-hukumnya. Berikut adalah struktur utama dari buku ini:

Pendahuluan: Menjelaskan latar belakang penulisan dan pentingnya memahami tawassul.
Bab 1: Definisi tawassul dan jenis-jenisnya.
Bab 2: Tawassul yang diperbolehkan dalam Islam, seperti tawassul dengan nama dan sifat Allah, amal saleh, dan doa orang saleh yang masih hidup.
Bab 3: Tawassul yang tidak diperbolehkan, seperti tawassul dengan perantara orang yang telah meninggal.
Bab 4: Analisis hadits-hadits yang sering dijadikan dasar untuk praktik tawassul, termasuk kritik terhadap keotentikan sanad dan matan hadits tersebut.
Kesimpulan: Menegaskan pandangan penulis mengenai tawassul yang sesuai dengan sunnah.

Struktur ini memudahkan pembaca untuk mengikuti argumen penulis dan memahami dasar-dasar hukum yang digunakan.

Kekuatan Buku

Salah satu kekuatan utama buku ini adalah pendekatan ilmiah yang digunakan oleh Syaikh Albani dalam menganalisis hadits. Beliau dikenal karena metode takhrij-nya yang ketat, memastikan bahwa setiap hadits yang digunakan memiliki sanad yang sahih.

Selain itu, buku ini juga memberikan penjelasan yang jelas dan rinci mengenai perbedaan antara tawassul yang diperbolehkan dan yang tidak, membantu pembaca untuk memahami praktik ini dalam konteks yang benar.

Dengan gaya penulisan yang lugas dan argumentasi yang kuat, buku ini menjadi referensi penting bagi para peneliti dan mahasiswa studi Islam. Tak hanya itu, keunggulan buku Shahih Tawassul juga terletak pada keberaniannya membuka ruang ijtihad kontemporer dalam menilai praktik-praktik keagamaan yang selama ini dianggap mapan. Syaikh Albani tidak segan mengoreksi pendapat mayoritas jika menurutnya tidak bersandar pada dalil yang kuat, menjadikan buku ini sebagai simbol pemurnian aqidah dan penguatan kembali fondasi tauhid dalam ibadah, khususnya dalam hal doa dan permohonan kepada Allah.

Pengaruh dan Legasi

Buku ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam diskusi mengenai tawassul di kalangan umat Islam. Pandangan Syaikh Albani telah mempengaruhi banyak ulama dan cendekiawan Muslim dalam memahami dan mengajarkan konsep tawassul sesuai dengan sunnah.

Di berbagai lembaga pendidikan Islam, buku ini digunakan sebagai bahan ajar dalam mata kuliah hadits dan aqidah, menunjukkan pengaruhnya yang luas dalam dunia akademik. Selain itu, buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, memperluas jangkauan pembacanya di seluruh dunia.

Kehadiran buku ini juga turut mendorong munculnya karya-karya lanjutan yang mengkaji praktik tawassul secara lebih mendalam dari berbagai sudut pandang, termasuk pendekatan ushul fikih, tasawuf, dan studi intertekstual hadits. Banyak diskusi ilmiah, seminar, hingga forum internasional yang menjadikan Shahih Tawassul sebagai rujukan utama dalam membedah isu perantara dalam ibadah, menandakan bahwa pengaruh intelektual Syaikh Albani tidak hanya bertahan, tetapi terus berkembang seiring meningkatnya kesadaran umat akan pentingnya kembali kepada sumber-sumber Islam yang otentik.

Syaikh Albani

Kritik terhadap Buku

Meskipun buku ini mendapat banyak pujian, tidak sedikit pula kritik yang diarahkan kepada Syaikh Albani, terutama dari kalangan ulama yang mendukung praktik tawassul dengan perantara orang yang telah meninggal. Mereka berpendapat bahwa Syaikh Albani terlalu ketat dalam menilai keotentikan hadits dan mengabaikan praktik yang telah menjadi tradisi di kalangan umat Islam.

Beberapa kritikus juga menyoroti inkonsistensi dalam penilaian hadits oleh Syaikh Albani, di mana hadits yang dianggap lemah dalam satu karya, dianggap sahih dalam karya lainnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai standar yang digunakan dalam menilai hadits.

Namun, Syaikh Albani sendiri menyatakan bahwa perubahan penilaian tersebut didasarkan pada penelitian lebih lanjut dan penemuan informasi baru mengenai sanad hadits.

Perbandingan dengan Buku Sejenis

Dalam membahas tawassul, terdapat beberapa karya lain yang juga menjadi rujukan, seperti "Al-Tawassul: Anwa'uhu wa Ahkamuhu" oleh Syaikh Yusuf al-Qaradawi dan "Fatawa al-Azhar" yang memuat pandangan ulama Al-Azhar mengenai tawassul.

Namun, pendekatan Syaikh Albani yang fokus pada analisis hadits dan penilaian keotentikannya memberikan perspektif yang berbeda dan lebih mendalam dalam memahami praktik tawassul.

Perbedaan pendekatan ini menunjukkan keragaman pandangan dalam Islam dan pentingnya memahami dasar-dasar hukum yang digunakan oleh masing-masing ulama.

Tawasul Lengkap

Dalam konteks tawassul lengkap, buku ini memberikan panduan yang jelas mengenai bentuk-bentuk tawassul yang diperbolehkan dan yang tidak. Syaikh Albani menekankan pentingnya mengikuti sunnah dan menghindari praktik yang tidak memiliki dasar yang kuat dalam hadits sahih.

Beliau juga mengingatkan agar umat Islam berhati-hati dalam mengamalkan doa dan zikir yang tidak memiliki landasan yang jelas dalam syariat, untuk menjaga kemurnian ibadah.

Bacaan Tawasul Lengkap NU

Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), bacaan tawasul lengkap sering kali mencakup doa-doa yang memohon perantaraan para wali dan ulama terdahulu. Syaikh Albani dalam bukunya menyoroti praktik ini dan mengajak umat Islam untuk kembali kepada tawassul yang sesuai dengan sunnah, yaitu melalui nama dan sifat Allah, amal saleh, dan doa orang saleh yang masih hidup.

Beliau menekankan bahwa tawassul dengan perantara orang yang telah meninggal tidak memiliki dasar yang kuat dalam hadits sahih dan dapat mengarah pada praktik yang menyimpang.

Tawasul

Secara umum, tawassul adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah melalui perantara tertentu. Syaikh Albani dalam bukunya menjelaskan bahwa tawassul yang diperbolehkan adalah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW dan tidak mengandung unsur syirik atau bid'ah.

Beliau mendorong umat Islam untuk memahami konsep tawassul secara mendalam dan mengamalkannya sesuai dengan tuntunan syariat.

Bacaan Tawasul Lengkap

Bacaan tawasul lengkap sering kali mencakup doa-doa yang memohon perantaraan para nabi, wali, dan ulama. Syaikh Albani dalam bukunya mengingatkan agar umat Islam berhati-hati dalam mengamalkan bacaan tersebut, memastikan bahwa setiap doa memiliki dasar yang kuat dalam hadits sahih.

Beliau menekankan pentingnya mengikuti sunnah dalam berdoa dan menghindari praktik yang tidak memiliki landasan yang jelas dalam syariat.

Doa Tawasul

Doa tawassul sering kali digunakan umat Islam untuk memohon pertolongan kepada Allah melalui perantara tertentu. Dalam buku Shahih Tawassul, Syaikh Albani membagi bentuk tawassul menjadi dua: yang dibenarkan oleh syariat dan yang tidak.

Tawasul yang dibenarkan menurut Syaikh Albani antara lain:

Tawasul dengan Asmaul Husna
Contoh: Ya Rahman, Ya Rahim, ampunilah aku…
Tawasul dengan amal saleh
Contoh: "Ya Allah, jika amalku ini Engkau ridhai, maka hilangkanlah kesulitanku."
Tawasul dengan doa orang saleh yang masih hidup
Contoh: memohon kepada seorang alim atau orang tua untuk mendoakan kita.

Yang ditolak oleh Syaikh Albani antara lain:

Tawasul melalui orang yang sudah wafat.
Menurut beliau, tidak ada hadits sahih yang mendukung praktik tersebut, dan bisa membuka pintu kepada ghuluw (berlebih-lebihan) dan syirik.

Pandangan ini tentu bertentangan dengan sebagian ulama lain yang menganggap bahwa bertawassul melalui orang yang telah meninggal tetap sah asalkan tidak disertai keyakinan bahwa selain Allah-lah yang mengabulkan doa.

Arti Tawasul

Secara etimologis, tawasul berasal dari kata "wasilah" yang berarti sarana atau perantara untuk mendekatkan diri. Dalam konteks agama Islam, tawassul berarti memohon kepada Allah melalui perantara tertentu yang dianggap dapat membantu terkabulnya doa.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 35 disebutkan:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan yang mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya agar kamu beruntung.”

Syaikh Albani memahami ayat ini dalam konteks yang sangat spesifik, yakni mencari jalan yang sah menurut syariat, bukan melalui perantara makhluk yang telah wafat.

Bacaan Tawasul Lengkap PDF

Salah satu permintaan yang sering dicari umat Islam adalah "bacaan tawasul lengkap PDF", khususnya yang digunakan dalam tradisi NU atau majelis-majelis dzikir. Biasanya mencakup:

Shalawat Nabi
Wasilah kepada para nabi, sahabat, auliya, dan ulama tertentu
Pembacaan doa-doa khusus setelah menyebut nama-nama mereka

Namun, dari perspektif Shahih Tawassul, bacaan-bacaan semacam ini perlu ditinjau kembali. Syaikh Albani mengajak umat untuk memastikan bahwa setiap bacaan zikir dan doa memiliki landasan dalil yang sahih, dan menghindari bacaan-bacaan yang bersifat tambahan atau hasil ijtihad kelompok tertentu tanpa dasar kuat dari hadits.

Putusan Akhir

Buku Shahih Tawassul karya Syaikh Albani adalah karya penting yang membongkar dan membedah praktik tawassul dengan pendekatan hadits murni. Di tengah polemik antara kelompok yang mempertahankan praktik tradisional dan mereka yang menyerukan kemurnian sunnah, buku ini menjadi penanda batas yang tegas.

Shahih Tawassul bukan sekadar buku fikih, melainkan panggilan untuk kembali kepada kemurnian dalil. Meski penuh kontroversi, ia membuka ruang diskusi serius tentang bagaimana kita berdoa, kepada siapa kita memohon, dan dengan cara apa. Seperti kata pepatah Arab, “Man la yudabbiru la yatafaqqahu” – Siapa yang tak berpikir mendalam, tak akan memahami syariat secara utuh.

Setelah membaca buku ini, biasanya orang juga mencari hal-hal berikut: Dalil tawassul kepada orang mati, Tawassul Rumaysho, Tawasul artinya, Tawassul yang Dibolehkan, Tawasul kepada orang yang sudah meninggal, Cara Tawasul, Tawassul Muslim or id, Arti wasilah dalam Islam.

Kemudian, beberapa dari mereka juga memiliki pertanyaan berikut:

Bagaimana bacaan tawasul yang benar?
Apa saja tawassul yang dilarang?
Apakah tawasul syirik?
Apa hukum tawassul bolehkah?
Bagaimana cara bertawasul yang benar menurut syariat Islam?
Naskah tawasul singkat?
Apa bacaan tawasul kepada rasulullah?
Tawasul sebaiknya dibaca kapan?
Bagaimana cara menghadiahkan al fatihah untuk Nabi Muhammad SAW?
Tawasul artinya apa ya?
Kenapa harus tawasul?

Apakah Anda juga memiliki pertanyaan? Atau penasaran di mana Anda bisa mengunduh buku ini, membaca buku secara online, atau membeli buku secara online? Atau ingin menambahkan sesuatu lagi pada ulasan di atas dan memberikan tanggapan? Anda bisa menulis komentar di bawah.

Kami juga membuka layanan untuk meresensi buku Anda, iklan dan endors untuk produk atau layanan Anda, dan program afiliasi dengan komisi terbaik untuk mempromosikan buku-buku kami. Klik Di Sini untuk melihat daftar buku yang kami sediakan.